MARI BELAJAR TENTANG LISTRIK !!!!!
Kuat Arus Listrik
Pernahkah Saudara mendengar kata kuat arus listrik? Coba diingat! Di
rumah Saudara lampu menyala disebabkan oleh aliran listrik dalam
rangkaian arus bolak-balik. Jika Saudara menghubungkan lampu listrik
kecil dan baterai dengan kabel, apa yang terjadi? Lampu akan menyala,
yang disebabkan oleh aliran listrik dalam rangkaian arus searah. Aliran
listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu
penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan
arah dengan arah gerak elektron. Muatan listrik dalam jumlah tertentu
yang menembus suatu penampang dari suatu penghantar dalam satuan waktu
tertentu disebut sebagai kuat arus listrik. Jadi kuat arus listrik
adalah jumlah muatan listrik yang mengalir dalam kawat penghantar tiap
satuan waktu.
Gambar.2.1 Segmen dari sebuah kawat penghantar berarus
Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik sebesar Q, maka kuat arus listrik I adalah:
I = Q/t
I : kuat arus listrik (coulomb /sekon = ampere, A)
I = Q : muatan listrik (coulomb)
t : waktu (sekon)
Makin banyak jumlah muatan listrik yang bergerak, makin besar pula kuat arusnya.
Contoh soal:
Jika sebuah kawat penghantar listrik dialiri muatan listrik sebesar 360
coulomb dalam waktu 1 menit, kita dapat menentukan kuat arus listrik
yang melintasi kawat penghantar tersebut. Caranya seperti berikut:
Diketahui:
Q = 360 coulomb
t = 1 menit = 60 sekon
Maka kuat arus listrik (I) adalah ….
I = Q/t
= 360/60
I = 6 A.
Jadi kuat arus listrik (I) itu adalah 6 A.
Beda Potensial atau Tegangan Listrik (V)
Setelah Saudara mempelajari kuat arus listrik, selanjutnya kita akan
mempelajari beda potensial atau tegangan listrik. Untuk mempelajari
beda potensial atau tegangan listrik, coba kita perhatikan sebuah
baterai; yang Saudara pasti sudah tahu, pada baterai itu terdapat 2
(dua) kutub, yaitu kutub positif dan kutub negatif. Bila kutub positif
dan kutub negatif kita hubungkan dengan kawat penghantar listrik, maka
akan mengalir electron dari kutub negatif melalui penghubung ke kutub
positif.
Para ahli telah melakukan perjanjian bahwa arah arus listrik mengalir
dari kutub positif ke kutub negatif. Jadi arah arus listrik berlawanan
dengan arah aliran elektron.
Seandainya Saudara ingin lebih jelas lagi, perhatikan gambar di bawah ini.
Keterangan:
kutub positif (+)
kutub negatif (–)
arah arus listrik
arah gerak elektron
Gambar2.2 Perjanjian arah arus listrik
Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan
aliran elektron dari kutub negatif ke kutub positif, disebabkan oleh
adanya beda potensial antara kutub positif dengan kutub negatif, dimana
kutub positif mempunyai potensial yang lebih tinggi dibandingkan kutub
negatif.
Jadi arus listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah,
sedangkan aliran elektron mengalir dari potensial rendah ke potensial
tinggi. Beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif dalam
keadaan terbuka disebut gaya gerak listrik dan dalam keadaan tertutup
disebut tegangan jepit.
Hubungan antara Tegangan Listrik (V) dan Kuat Arus Listrik (I)
Hubungan antara V dan I pertama kali ditemukan oleh seorang guru Fisika
berasal dari Jerman yang bernama George Simon Ohm. Dan lebih dikenal
sebagai hukum Ohm yang berbunyi: Besar kuat arus listrik dalam suatu
penghantar berbanding langsung dengan beda potensial (V) antara
ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetap.
Hasil bagi antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dinamakan hambatan listrik atau resistansi (R) dengan satuan ohm (Ω).
Hambatan dalam rangkaian listrik diberi simbol:
atau gambar sebenarnya adalah
Maka persamaannya dapat ditulis:
Keterangan:
R = hambatan listrik (ohm = Ω)
V = beda potensial atau tegangan (volt = V)
I = kuat arus listrik (ampere = A)
Contoh Soal:
Arus listrik 400 mA mengalir pada suatu penghantar. Jika beda potensial
antara ujung kawat 40 V, carilah hambatan listrik kawat tersebut!
Diketahui:
I = 400 mA = 0,4 A
V = 40 V
Ditanyakan: R = ….
Jawaban:
R = I V = 0,4 40
R = 100 Ω
Sebelum Saudara mengerjakan latihannya, Saudara bisa melakukan
percobaan ke-2 bersama teman-teman. Percobaan ini dapat dilakukan di
sekolah, atau bersama rekan guru di MGMP.
Percobaan 1: Hubungan Antara Tegangan (V) dan Kuat Arus (I)
Alat dan bahan:
3 buah baterai masing-masing 1,5 V
3 buah lampu pijar kecil
kawat nikrom secukupnya
ampere meter
Cara melakukan kegiatan:
Susunlah tiga macam rangkaian seperti pada gambar di bawah ini!
Gambar 2.3.macam-macam rangkaian listrik
Catatlah hasil yang ditunjukkan ampere meter pada setiap percobaan (a), (b) dan (c).
Buat grafik V – I
Buat kesimpulan, dan faktor yang mempengaruhi hasil percobaan. Selamat mencobanya!
Apakah Saudara sudah memahami bahasan di atas? Bila Saudara telah
memahaminya dengan baik, Saudara bisa melanjutkan latihan-2 di bawah
ini. Berarti Saudara termasuk siswa yang cerdas. Tetapi bila Saudara
belum memahami, Saudara harus mengulanginya lagi.
Penerapan Hukum Ohm dalam Kehidupan Sehari-hari
Coba Saudara perhatikan bola lampu di rumah! Bila bola lampu diberi
tegangan (V), apa yang terjadi? Yang terjadi adalah arus mengalir
melalui filamen, sehingga bola lampu menyala. Tegangan yang diberikan
pada suatu alat listrik seperti bola lampu harus disesuaikan dengan
tegangan yang seharusnya diperuntukkan bagi alat tersebut.
Jika lampu 220 V diberi tegangan 110 V, filamen lampu akan dialiri oleh
arus yang lebih kecil dari yang seharusnya sehingga lampu 220 V
tersebut, menyala redup. Sebaliknya jika lampu 110 V diberi tegangan 220
V, filamen lampu akan dialiri oleh arus yang terlalu besar dari yang
seharusnya sehingga lampu 110 V filamennya terbakar.
Jadi Saudara harus memahami, bila Saudara mempunyai sesuatu alat listrik
harus dengan tegangan yang ada di rumah dan tegangan yang tercantum di
alat listrik tersebut.
Hubungan antara Hambatan Kawat dengan Jenis Kawat dan Ukuran Kawat
Hambatan atau resistansi berguna untuk mengatur besarnya kuat arus
listrik yang mengalir melalui suatu rangkaian listrik. Dalam radio dan
televisi, resistansi berguna untuk menjaga kuat arus dan tegangan pada
nilai tertentu dengan tujuan agar komponen-komponen listrik lainnya
dapat berfungsi dengan baik. Untuk berbagai jenis kawat, panjang kawat
dan penampang berbeda terdapat hubungan sebagai berikut:
dengan ketentuan:
R = hambatan (Ω)
ρ = hambatan jenis penghantar (Ω m)
l = panjang penghantar (m)
A = Ω r2 = luas penampang penghantar (m2) untuk kawat berbentuk lingkaran
r = jari-jari lingkaran kawat.
Untuk mempermudah Saudara mengenal berbagai macam jenis logam dan hambatan jenisnya, Saudara perhatikan tabel di bawah ini!
Tabel 4.3 hambatan Jenis beberapa bahan
Bahan Hambatan Jenis pada 200C (Ωm)
Konduktor
aluminium 2,82 x 10-8
Tembaga 1,72 x 10-8
Emas 2,44 x 10-8
Besi 9,71 x 10-8
Nikhrom 100 x 10-8
Platina 10,6 x 10-8
Perak 1,59 x 10-8
Tungsten 5,65 x 10-8
Semikonduktor
Karbon 3,5 x 10-5
Germanium 5 x 10-1
Silicon 6,4 x 102
Isolator
Kaca 1010 – 1014
Kuarsa 7,5 x 1017
Contoh soal:
Seutas kawat besi panjangnya 20 meter dan luas penampangnya 1 mm2,
mempunyai hambatan jenis 10-7 ohmmeter. Jika antara ujung-ujung kawat
dipasang beda potensial 60 volt, tentukan kuat arus yang mengalir dalam
kawat!
Diketahui:
l = 20 m
A = 1 mm2 = 1 x 10–6 m2
V = 60 V
ρ = 10–7 ohm-meter
Ditanyakan: I = .…
Jawaban:
Langkah pertama, selidiki dahulu nilai hambatannya.
R = ρ A I
= 10–7 . 1 x 10 6 20
R = 2 ohm
Berdasarkan hukum Ohm:
I = R/V = 2. 60
I = 30 A
Rangkaian Komponen Listrik
Bentuk/jenis rangkaian komponen listrik bergantung pada susunan
hambatan/tahanan, maka untuk menentukan rangkaian komponen listrik
dilihat dahulu bagaimana hambatan/tahanan disusun. Beberapa
hambatan/tahanan dapat disusun secara:
Seri
Paralel
Kombinasi seri dan paralel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar